Pertanyaan:
Siapakah yang dimaksud dengan orang zindiq? Mohon pencerahannya ustadz.
Jawaban:
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya wal mursali, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.
Istilah zindiq kita dapati dalam banyak literatur sebagai orang yang dicela oleh para ulama. Istilah ini juga sebenarnya terdapat dalam hadits dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إنه سيكونُ في أمتي مسخٌ وقذفٌ وهو في الزِّنديقيَّةِ والقَدَريَّةِ
“Akan terjadi di tengah umatku peristiwa maskhun (diubahnya wajah manusia menjadi buruk) dan qadzfun (manusia dijatuhi bebatuan dari atas). Itu akan terjadi pada az-zindiqiyyah dan al-qadariyah” (HR. At-Tirmidzi no.2153, Ibnu Majah no.4061, Ahmad no.6208).
Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah menshahihkan hadits di atas dalam Takhrij Musnad Ahmad (9/74). Namun hadits ini didhaifkan oleh jumhur ulama hadits karena terdapat perawi Rusydain bin Sa’ad Al-Mishri yang merupakan perawi yang dha’if.
Istilah zindiq kita dapati lebih banyak dari kalam para ulama terdahulu. Al-Barbahari rahimahullah dalam matan Syarhus Sunnah mengatakan:
وإذا سمعت الرجل تأتيه بالأثر فلا يريده ويريد القرآن، فلا يشك أنه رجل قد احتوى على الزندقة، فقم من عنده ودعه
“Jika engkau mendengar seseorang yang disampaikan atsar (hadits). Namun ia menolaknya dan ia hanya menginginkan Al-Qur’an. Maka tidak ragu lagi bahwa orang tersebut telah diliputi oleh zandaqah, tinggalkanlah dan biarkanlah ia”.
Makhul rahimahullah, seorang ulama tabi’in dari Syam, beliau mengatakan:
من عبد الله بالحب وحده فهو زنديق، ومن عبده بالرجاء وحده فهو مرجئ، ومن عبده بالخوف وحده فهو حروري، ومن عبده بالحب والخوف والرجاء فهو مؤمن موحد
“Siapa yang beribadah kepada Allah dengan cinta saja, maka ia zindiq. Siapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa harap saja, maka ia murjiah. Siapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa takut saja, maka ia haruri (khawarij). Siapa yang beribadah kepada Allah dengan cinta, rasa takut dan rasa harap, maka ia mukmin yang bertauhid” (Ihya’ Ulumiddin, 4/257).
Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan:
من قال: القُرْآنُ مخلوقٌ، فهو زِنديقٌ
“Siapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk maka ia zindiq” (As-Sunnah karya Abdullah bin Imam Ahmad, 1/111).
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah juga mengatakan:
من زعم أنَّ قَولَ اللهِ عَزَّ وجَلَّ: يَا مُوسَى إِنَّهُ أَنَا اللَّهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [النمل:9] مخلوقٌ، فهو كافِرٌ زِنديقٌ حَلالٌ دَمُه
“Siapa yang mengklaim bahwa firman Allah ta’ala (yang artinya) : “Wahai Musa sesungguhnya Aku adalah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Naml: 9) adalah makhluk, maka ia kafir zindiq dan halal darahnya” (As-Sunnah karya Abdullah bin Imam Ahmad, 1/107).
Dan masih banyak lagi kalam para ulama yang mencela orang zindiq.
Makna Zindiq
Zindiq secara bahasa artinya sempit. Dalam Lisanul Arab disebutkan:
والزَّنْدَقةُ: الضِّيقُ، وقيل الزِّنْدِيقُ منه لأنه ضيّق على نفسه
“Az-zandaqah artinya: sempit. Sebagian ahli bahasa mengatakan bahwa dari makna ini diambil kata “zindiq“, karena orang zindiq membuat dirinya berada dalam kesempitan”.
Adapun secara istilah, dijelaskan dalam Al-Qamus Al-Muhith karya Fairuzabadi rahimahullah:
زِنْديقُ: من الثَّنَوِيَّةِ، أو القائلُ بالنُّورِ والظُّلْمَةِ، أو مَن لا يُؤْمِنُ بالآخِرَةِ وبالرُّبوبِيَّةِ، أو مَن يُبْطِنُ الكُفْرَ ويُظْهِرُ الإِيمانَ
“Zindiq adalah tsanawiyah (orang yang meyakini ada dua tuhan), atau orang yang menyembah Tuhan cahaya dan Tuhan kegelapan, atau orang yang tidak meyakini hari Akhirat dan tidak meyakini adanya Tuhan, atau orang yang menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keimanan”.
Zindiq adalah sebutan untuk orang yang meyakini zandaqah. Sedangkan zandaqah dalam Mu’jam Al-Wasith disebutkan:
الزَّنْدَقَة : القولُ بأَزليَّة العالم، وأُطلق على الزرادشتيّة، والمانوية، وغيرهم من الثنوية، وتُوُسِّع فيه فأُطلق على كل شاكٍّ، أو ضالٍّ، أو ملحد
“Az-zandaqah adalah keyakinan bahwa alam itu azali (bukan ciptaan Tuhan), sebutan ini juga digunakan untuk aliran Zoroaster dan Manikheisme serta semua aliran Dualisme (aliran yang meyakini adanya dua Tuhan) lainnya. Namun penggunaannya meluas untuk semua orang yang ragu dalam imannya atau orang sesat atau orang atheis”.
Namun jumhur ulama sering menggunakan istilah zindiq untuk orang munafik. Dalam Mausuah Fiqhiyyah Kuwaitiyah dijelaskan,
والزندقة عند جمهور الفقهاء إظهار الإسلام وإبطان الكفر، فالزنديق هو من يظهر الإسلام ويبطن الكفر، قال الدسوقي: وهو المسمى في الصدر الأول منافقاً، ويسميه الفقهاء زنديقاً.
وعند الحنفية وبعض الشافعية الزندقة: عدم التدين بدين، أو هي القول ببقاء الدهر واعتقاد أن الأموال والحرم مشتركة
“Az-zandaqah menurut jumhur fuqaha adalah perbuatan menampakkan keislaman namun menyembunyikan kekufuran. Maka zindiq adalah orang yang menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekufuran. Ad-Dasuqi mengatakan: orang seperti ini disebut oleh para ulama terdahulu sebagai munafik, sedangkan oleh para fuqaha disebut sebagai zindiq.
Menurut ulama Hanafiyah dan sebagian ulama Syafi’iyyah, az-zandaqah adalah orang yang tidak punya agama, atau orang meyakini bahwa tidak ada hari kiamat dan meyakini bahwa harta sebanding dengan kehormatan” (Mausuah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, 25/48).
Kesimpulannya, istilah zindiq mencakup beberapa makna berikut ini:
- Orang munafik. Dan ini makna yang dimaksud oleh mayoritas ulama.
- Orang atheis yang tidak meyakini adanya tuhan.
- Orang Majusi atau Zoroaster, atau semua aliran yang meyakini ada dua tuhan.
- Orang yang tidak punya agama.
- Orang yang mengingkari hari Kiamat.
- Orang yang ragu dalam imannya.
Jika kita melihat semua cakupan makna dari zindiq di atas, maka kita mengetahui bahwa zandaqah adalah salah satu bentuk kekufuran. Orang yang zindiq, maka ia kafir.
Dewan Fatwa Islamweb menjelaskan:
واتفق الفقهاء على أن الزندقة كفر، وعلى أن ما ورد في القرآن والسنة من ذكر المنافقين يتناول الزنديق
“Para fuqaha sepakat bahwa zandaqah adalah kekufuran. Dan semua dalil dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menyebutkan orang munafik, juga mencakup orang zindiq” (Fatwa Islamweb no. 52193).
Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
***
Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/42050-siapa-itu-zindiq.html